Selasa, 26 Mei 2015

Ironi si dula

Terbangun aku di hulu subuh
Terbayang ayu dari kota
Duja seperti rembulan yang mintal dengan kecantikan

Aku si dula dari desa mengaguminya
Ia bagai asap dupa menebarkan wangi kayu cendana
tak akan hilang atau pun punah

Aku si dula dari desa mengaguminya
Dialah bunga seroja di telaga kota
Peri-peri bernyanyi di jendela rumah kayuku

Aku si dula dari desa mengaguminya
lembaran kertas mintal kutulis syair untuknya
di surau kecil ia bertaharah

Aku si dula pembawah dulang tepu ironi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih atas komentarnya