Terbangun aku di hulu subuh
Terbayang ayu dari kota
Duja seperti rembulan yang mintal dengan kecantikan
Aku si dula dari desa mengaguminya
Ia bagai asap dupa menebarkan wangi kayu cendana
tak akan hilang atau pun punah
Aku si dula dari desa mengaguminya
Dialah bunga seroja di telaga kota
Peri-peri bernyanyi di jendela rumah kayuku
Aku si dula dari desa mengaguminya
lembaran kertas mintal kutulis syair untuknya
di surau kecil ia bertaharah
Aku si dula pembawah dulang tepu ironi
Aku si dula dari desa mengaguminya
Ia bagai asap dupa menebarkan wangi kayu cendana
tak akan hilang atau pun punah
Aku si dula dari desa mengaguminya
Dialah bunga seroja di telaga kota
Peri-peri bernyanyi di jendela rumah kayuku
Aku si dula dari desa mengaguminya
lembaran kertas mintal kutulis syair untuknya
di surau kecil ia bertaharah
Aku si dula pembawah dulang tepu ironi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih atas komentarnya